Resume Pertemuan 3 - Analisis dan Perancangan Basis Data

Assalamualaikum semua,gimana dimasa pandemic ini? Masih sehat? Sudah kangen beraktifitas di luar rumah seperti dulu? Atau masih betah di rumah aja nih? Kalau saya sih rindu beraktifitas diluar rumah seperti biasa,semoga corona ini cepat berlalu ya aamiin.
            Jadi Blog saya kali ini saya akan menulis Blog tentang resume materi pertemuan 3 Analisis dan Perancangan Basis Data dengan topik bahasan :

  1. Pengumpulan kebutuhan dan analisis
  2. Perancangan Basis Data
  3. Model Hubungan Entitas (entitas, relationship, derajat relationship, atribut, multiplicity)
  4. Masalah pada model ER
  5. Enhanced ER Model

Database development life cycle

 

Pengembangan database juga secara siklus sama seperti perangkat lunak. Proses pengembangan basis data bisa diperbarui sehingga diakatakan lifecycle

 

Perancangan Basis Data



            
Perancanagan Basis Data adalah proses untuk menentukan isi dan pengaturan data yang dibutuhkan untuk mendukung berbagai rancangan system.

 

Database Development Lifecycle

 

 

Dalam merancang sebuah databse,ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. Tahapan-tahapan tersebut disebut dengan Database system development life cycle

·      Database Planning

Menentukan tujuan dari adanya database yang ingin dibuat, gambaran secara luas seperti bagaimana nantinya pengumpulan data, design dan format data. Pada tahap pertama ini harus ditentukan Mission Statement (Visi atau tujuan database itu dibuat) dan Mission Objectives (Misi atau apa saja yang bisa dilakukan oleh database tersebut).

·      System Definition

Sebuah database pasti memiliki user view. Pada tahapan ini user view akan diidentifikasi dan ditentukan perannya.

·      Requirement Collection and Analysis

Tahap ini akan mengumpulkan dan mengalisis data yang akan dibutuhkan oleh database. Tentunya juga kebutuhan apa saja yang dibutuhkan untuk membangun database yang diharapkan. Ada tiga pendekatan yang bisa dilakukan, yaitu : view approach, view integration approach, dan kombinasi dari keduanya.

·      Database Design & Application Design

Tahap perancangan basis data dan perancangan aplikasi. Tentunya sebuah database tidak bisa berjalan sendiri. Biasanya pasti ada aplikasi sebagai perantara antara user dan database. Ada 2 aktivitas penting dalam tahap ini, yaitu: Transaction Design dan User Interface Design. Fase perancangan basis data meliputi secara logical dan fisik. Kedua perancangan ini dilakukan secara bersamaan.

 

·      Database Design(Perancangan Basis Data)

-      Conceptual Database Design

-      Logical Database Design

-      Physical Database Design

-      DBMS Selection (optional)

DBMS adalah Database Management System, yang di maksud dalam tahap ini adalah pemilihan software yang akan digunakan untuk implementasi database yang akan digunakan. Ada banyak pilihan DBMS, seperti Oracle, My Sql Server, Ms. Access, dan masih banyak lagi.

 

·      Prototyping (optional)

Prototyping adalah tahap dimana sebuah model yang dibuat untuk menggambarkan database yang ingin kita buat. Adanya tahap ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara jelas sehingga sebelum dijalankan, rancangan ini bisa dievaluasi untuk dilihat kelengkapannya. Pada tahapan ini biasanya akan ditemukan hal-hal yang ingin diperbaiki maupun dikembangkan lebih lagi.

·      Implementation

Tahapan ini adalah tahapan yang sangat penting, karena setelah dirancang, database tersebut akan direalisasikan. Database akan dikonstruksi sesuai dengan desain yang ada (Menggunakan DDL, DML, dan 3GL/ 4GL).

·      Data Conversion and Loading

Dalam merancang sebuah database, pasti ada data lama yang dibutuhkan untuk disimpan di database baru ini. Jadi pada tahap ini akan memasukkan data ke database yang sudah disiapkan. Untuk data lama dengan format yang berbeda, akan ada proses konversi data agar bisa menyesuaikan format baru.

·      Testing

Testing dilakukan untuk melihat bagaimana kondisi database setelah digunakan. Akan dilakukan penilaian dengan kriteria: Learnability, Performance, Robustness, Recoverability, Adaptability.

·      Operational Maintenance

Merupakan proses terakhir dimana penggunaan database dimonitor. Memastikan database berjalan dengan baik dan memperhatikan hal-hal yang perlu update.

 

 

Fase Perancangan Basis Data




  1. Pengumpulan data dan analisis
  2. Perancangan database secara konseptual
  3. Pemilihan DBMS(Optional)
  4. Perancangan database secara logika (data model mapping)
  5. Perancangan database secara fisik
  6. Implementasi Sistem database

 

Tahap 1 – Pengumpulan data dan analisa
Proses identifikasi dan analisa kebutuhan-kebutuhan data disebut pengumpulan data dan analisa. Untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan suatu sistem database, pertama-tama harus mengenal bagian-bagian lain dari sistem informasi yang akan berinteraksi dengan sistem database, termasuk para pemakai yang ada dan para pemakai yang baru serta aplikasiaplikasinya. Kebutuhan-kebutuhan dari para pemakai dan aplikasi inilah yang kemudian dikumpulkan dan dianalisa. Berikut ini adalah aktifitas-aktifitas pengumpulan data dan analisa:

1.     Menentukan kelompok pemakai dan bidang-bidang aplikasinya

2.     Peninjauan dokumentasi yang ada

3.     Analisa lingkungan operasi dan pemrosesan data

4.     Daftar pertanyaan dan wawancara

 

Tahap 2- Perancangan database secara konseptual 

Tujuan dari fase ini adalah menghasilkan conceptual schema untuk database yang tergantung pada sebuah DBMS yang spesifik. Sering menggunakan sebuah high-level data model seperti ER/EER model selama fase ini. Dalam conceptual schema, kita harus memerinci aplikasi-aplikasi database yang diketahui dan transaksi-transaksi yang mungkin. Fase perancangan database secara konseptual mempunyai 2 aktifitas paralel : 

1.    Perancangan skema konseptual : menguji kebutuhan-kebutuhan data dari suatu database yang merupakan hasil dari fase 1, dan menghasilkan sebuah conceptual database schema pada DBMS independent model data tingkat tinggi seperti EER (enhanced entity relationship) model. 

2.    Perancangan transaksi : menguji aplikasi-aplikasi database dimana kebutuhan-kebutuhannya telah dianalisa pada fase 1, dan menghasilkan perincian transaksi-transaksi ini. Kegunaan fase ini yang diproses secara paralel bersama fase perancangan skema konseptual adalah untuk merancang karakteristik dari transaksitransaksi database yang telah diketahui pada suatu DBMS-independent. Transaksi-transaksi ini akan digunakan untuk memproses dan memanipulasi database suatu saat dimana database tersebut dilaksanakan. 

 

Tahap 3 - Pemilihan DBMS 

Pemilihan database di tentukan oleh beberapa faktor, diantaranya : faktor teknik, ekonomi, dan politik organisasi. 

Contoh faktor teknik : keberadaan DBMS dalam menjalankan tugasnya seperti jenis-jenis DBMS (relational, network, hierarchical, dll), struktur penyimpanan, dan jalur akses yang mendukung DBMS, pemakai, dll. 

Faktor-faktor ekonomi dan organisasi yang mempengaruhi satu sama lain dalam pemilihan DBMS : 

1.     Struktur data Jika data yang disimpan dalam database mengikuti struktur hirarki, maka suatu jenis hirarki dari DBMS harus dipikirkan. 

2.     Personal yang telah terbiasa dengan suatu sistem Jika staf programmer dalam suatu organisasi sudah terbiasa dengan suatu DBMS, maka hal ini dapat mengurangi biaya latihan dan waktu belajar. 

3.     Tersedianya layanan penjual Keberadaan fasilitas pelayanan penjual sangat dibutuhkan untuk membantu memecahkan beberapa masalah sistem. 

 

Tahap 4 - Perancangan database secara logika (pemetaan model data) 

Fase selanjutnya dari perancangan database adalah membuat sebuah skema konseptual dan skema eksternal pada model data dari DBMS yang terpilih. Fase ini dilakukan oleh pemetaan skema konseptual dan skema eksternal yang dihasilkan pada fase 2. Pada fase ini, skema konseptual ditransformasikan dari model data tingkat tinggi yang digunakan pada fase 2 ke dalam model data dari DBMS yang dipilih pada fase 3. 

Pemetaannya dapat diproses dalam 2 tingkat : 

1.     Pemetaan system-independent : pemetaan ke dalam model data DBMS dengan tidak mempertimbangkan karakteristik atau hal-hal yang khusus yang berlaku pada implementasi DBMS dari model data tsb. 

2.     Penyesuaian skema ke DBMS yang spesifik : mengatur skema yang dihasilkan pada langkah 1 untuk disesuaikan pada implementasi yang khusus di masa yang akan datang dari suatu model data yang digunakan pada DBMS yang dipilih. 

 

 

Tahap 5 - Perancangan database secara fisik 

Perancangan database secara fisik merupakan proses pemilihan strukturstruktur penyimpanan dan jalur-jalur akses pada file-file database untuk mencapai penampilan yang terbaik pada bermacam-macam aplikasi. M2 – DBMS 8/9 Selama fase ini, dirancang spesifikasi-spesifikasi untuk database yang disimpan yang berhubungan dengan struktur-struktur penyimpanan fisik, penempatan record dan jalur akses. Berhubungan dengan internal schema (pada istilah 3 level arsitektur DBMS). 

Beberapa petunjuk dalam pemilihan perancangan database secara fisik : 

1.     Response time : waktu yang telah berlalu dari suatu transaksi database yang diajukan untuk menjalankan suatu tanggapan. Pengaruh utama pada response time adalah di bawah pengawasan DBMS yaitu : waktu akses database untuk data item yang ditunjuk oleh suatu transaksi. Response time juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang tidak berada di bawah pengawasan DBMS, seperti penjadwalan sistem operasi atau penundaan komunikasi. 

2.     Space utility : jumlah ruang penyimpanan yang digunakan oleh file-file database dan struktur jalur akses. 3. Transaction throughput : rata-rata jumlah transaksi yang dapat diproses per menit oleh sistem database, dan merupakan parameter kritis dari sistem transaksi (misal : digunakan pada pemesanan tempat di pesawat, bank, dll). Hasil dari fase ini adalah penentuan awal dari struktur penyimpanan dan jalur akses untuk filefile database. 

 

Tahap 6 - Implementasi sistem database 

Setelah perancangan secara logika dan secara fisik lengkap, kita dapat melaksanakan sistem database. Perintah-perintah dalam DDL dan SDL (storage definition language) dari DBMS yang dipilih, dihimpun dan digunakan untuk membuat skema database dan file-file database (yang kosong). Sekarang database tsb dimuat (disatukan) dengan datanya. Jika data harus dirubah dari sistem komputer sebelumnya, perubahanperubahan yang rutin mungkin diperlukan untuk format ulang datanya yang kemudian dimasukkan ke database yang baru. Transaksi-transaksi database sekarang harus dilaksanakan oleh para programmer aplikasi. Spesifikasi secara konseptual diuji dan dihubungkan dengan kode program dengan perintah-perintah dari embedded DML yang telah ditulis dan diuji. Suatu saat transaksi tsb telah siap dan data telah dimasukkan ke dalam database, maka fase perancangan dan implementasi telah selesai, dan kemudian fase operasional dari sistem database dimulai. 

 

 

Model Hubungan Entitas (entitas, relationship, derajat relationship, atribut, multiplicity)




ERD(Entity Relationship Diagram)

ERD atau kepanjangan dari Entity Relationship Diagram adalah model dari database yang merupakan hubungan antara data yang ada dalam basis data berdasarkan objek-objek dasar data yang mempunyai hubungan antar relasi. Jadi ERD ini digunakan untuk menggambarkan model dari struktur data dalam database. Di Bawah ini adalah contoh dari ERD. 



 

Entitas(Entity)

Kumpulan objek yang dapat diidentifikasikan secara unik atau saling berbeda. Simbol dari entitas biasanya digambarkan dengan persegi panjang. Selain itu, ada juga “Entitas Lemah” yang dilambangkan dengan gambar persegi panjang kecil di dalam persegi panjang yang lebih besar. Disebut entitas lemah karena harus berhubungan langsung dengan entitas lain sebab dia tidak dapat teridentifikasi secara unik.

o   Entitas Kuat yaitu entitas yang keberadaanyya tidak tergantung entitas lain

o   Entitas lemah yaitu entitas yang bergantung oleh keberadaan entitas lain.

 

Atribut

Setiap entitas pasti mempunyai elemen yang disebut atribut yang berfungsi untuk mendeskripsikan karakteristik dari entitas tersebut. Atribut kunci merupakan hal pembeda atribut dengan entitas. Gambar atribut diwakili oleh simbol elips dan terbagi menjadi beberapa jenis:

1.    Atribut kunci (key): atribut yang digunakan untuk menentukan entitas secara unik. Contoh: NPWP, NIM (Nomor Induk Mahasiswa).

2.    Atribut simpel: atribut bernilai tunggal yang tidak dapat dipecah lagi (atomic). Contoh: Alamat, tahun terbit buku, nama penerbit.

3.    Atribut multinilai (multivalue): atribut yang memiliki sekelompok nilai untuk setiap entitas instan. Contoh: nama beberapa pengarang dari sebuah buku pelajaran.

4.    Atribut gabungan (composite): atribut yang terdiri dari beberapa atribut yang lebih kecil dengan arti tertentu. Contoh: nama lengkap yang terbagi menjadi nama depan, tengah, dan belakang.

5.    Atribut derivatif: atribut yang dihasilkan dari atribut lain dan tidak wajib ditulis dalam diagram ER. Contoh: usia, kelas, selisih harga.


 

Relasi

Hubungan antara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda. Gambar relasi diwakili oleh simbol belah ketupat. Relasi juga terbagi menjadi beberapa jenis:

1.    One to one: setiap entitas hanya bisa mempunyai relasi dengan satu entitas lain. Contoh: siswa dengan nomor induk siswa

2.    One to many: hubungan antara satu entitas dengan beberapa entitas dan sebaliknya. Contoh: guru dengan murid dan sebaliknya.

3.    Many to many: setiap entitas bisa mempunyai relasi dengan entitas lain, dan sebaliknya. Contoh: siswa dan ekstrakurikuler.




 

Garis

Garis yang menghubungkan antar atribut untuk menunjukkan hubungan entitas pada diagram ER.

 


 

 

Sekian resume dari saya,jika saya salah tolong diperbaiki. Semoga bermanfaat. Wassalamua’laikum. 



 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume Pertemuan 7 (Perancangan Basis Data) - Transformasi ERD ke Basis Data Fisik

Resume Pertemuan 9 dan 10 (Perancangan Basis Data) - Normalisasi